Super Mom tak boleh sakit
Semenjak menikah, orang-orang sering melontarkan pertanyaan untukku. "Sibuk apa sekarang?" begitu nadanya. Dan dengan cepat aku menjawab "Sibuk jadi ibu rumah tangga. Masak, beres-beres rumah, dan masih kuliah." Ada yang berkata “kok masih kuliah sudah nikah, ada apa yah?”, tak perlu dijawab, lambat laun kalau mereka masih mencari tau (kepo), tentu mereka akan tau sendiri karena mereka Taunya aku masih kuliah S1, tetapi pada saat itu aku sementara melanjutkan ke pascasarjana (S2) sembari mengajar pada salah satu kampus farmasi.
Menjadi seorang ibu rumah tangga yang juga sebagai seorang dosen dengan tugas tambahan tidaklah mudah, tetapi menurutku kedua profesi tersebut merupakan ladang pahala. Setiap pekerjaan yang aku lakukan diawali dengan doa untuk menjadikannya jalan demi mencapai ridho-Nya.
Ladang pahala berbandig lurus dengan ladang kesabaran, banyak yang mengatakan sabar itu ada batasnya, namun berbeda denganku bahwa semakin aku bersabar maka aku semakin dekat dengan ridho-Nya. Semua pekerjaan akan terasa nyaman dan kadang aku sebut dengan refreshing, karena dengan kesabaran akan menjauhkan kita dari sifat megeluh. Mengeluh hanya dapat mematikan semangat, semakin kita mengeluh maka semangat dan kekuatan kita akan melemah yang akhirnya malas untuk mengerjakan apapun (mager).
Mejadi seorang istri, ibu dari kedua anakku yang hiperaktif, seorang dosen dengan tugas tambahan yang mengemban amanah di kantor sejak jam 08.00-16.00. Anak pertamaku berangkat ke sekolah jam 6 pagi karena jam 7 sudah harus disekolah untuk sholat dhuha dan pulang sekolah jam 4 sore, anak keduaku berangkat kesekolah jam 8 sampai jam 4 baru pulang sekolah. Maka aku harus bangun lebih awal, itupun kalau sempat tidur beberapa jam atau menit karena anak-anakku puya kebiasaan tidak bisa tertidur sampai pagi. Bahkan pernah mereka beragkat kesekolah tanpa tidur sedikitpun, karena ketika mereka tidak ke sokolah kadang mereka juga belum bisa tidur, aku sudah bicarakan kepada guru mereka dan alhamdulillah paham dengan kondisi mereka.
Tidak hanya sampai disitu tetapi anak keduaku harus lanjut untuk diterapi. Setelah pulang kerumah mereka bermain dan aku langsung ke dapur untuk masak dan membereskan cucian, cuci piring dan membersihkan ruang tamu karena anak mengajiku dating sebelum sholat magrib untuk sholat berjamaah di rumah, kemudian mengaji dan melanjutkan sholat isya berjamaah sebelum pulang. Setelah mengajar mengaji aku harus menyetrika, siapkan perlengkapan sekolah kedua anakku, cuci piring, mencuci dan menyiapkan alat bekal untuk kedua anakku. Ketika ada pekerjaan yang tidak selesai hingga subuh, maka akan bertumpuk dan membutuhkan langkah cepat karena setelah sholat subuh daftar cek list ku untuk memasak sembari memastikan kedua anakku sudah bangun untuk mandi dan memakai pakaianya masing-masing, kemudian lanjut menjemur pakaian, menyiapkan bekal-bekal makanan dan cemilan, serta siap-siap untuk kekampus.
Semoga kita para ibu rumah tangga selalu kuat….kuat…dan kuat