Pagi yang menyedihkan
Kriiiiiiing…… kriiiiiiing…… kriiiiiiing suara alarm ku berbunyi dan akupun terbangun, seusai sholat subuh aku langsung bergegas ke dapur untuk mempersiapkan bekal untuk anak-anakku. Ternyata komporku rusak, padahal aku berusaha agar anak-anakku tidak terlambat karena mereka masuk jam 7 pagi. Saat kunyalakan tak lama mati dan nyalanya tidak dapat di undur kenyala kecil ataupun sedang, ketika diudur nyalanya langsung mati dan berbunyi ledakan kecil, sedih rasanya ketika berusaha yang terbaik tetapi terkendala pada fasilitas utama. Tetapi aku tetap berusaha walau nyala komporku seperti itu, nyalakan beberapa saat dan matikan untuk mencegah gosong, kemudian menyalakannya kembali.
Setelah semua bekalnya siap aku membuat susu untuk kedua anakku, aku memanggil mereka untuk meminum susunya, tetapi anak pertamaku datang ketika panggilan ke 7, saat itu aku menyodorkan susu untuk dia minum tetapi sedihnya ketika susunya tumpah sehingga baju dan celananya basah. Saat itu anakku sudah siap untuk kesekolah dengan rapi, tetapi susunya malah tumpah dan membuat baju dan celanya basah. Sedih rasanya harus melihat wajahnya yang tak bersemangat, tetapi aku menyampaikan hikmah dari kejadian itu, bahwa ketika orang tua memanggil kita langsung menyahut dan segera menemui orang tua. Alhamdulillah anakku paham bahwa bisa jadi hal itu terjadi karena sikapnya yang tidak memperhatikan panggilanku dan datang pada panggilan ke 7. Aku bergegas menelfon wali kelasnya di sekolah utuk menyampaikan bahwa hari ini anakku tidak menggunakan baju batik, melainkan baju olah raga dan alhamdulillah setelah aku ceritakan ibu bisa mengerti.