Izinkan aku tersenyum ^_^
Tersenyum itu terkesan sederhana, tetapi dampaknya begitu indah. Berdasarkan penelitian bahwa senyum yang tulus mampu berkontribusi pada kesehatan. Tersenyum bagaikan magnet positif yang mampu menularkan senyuman kepada orang-orang sekitar. Ketika lingkungan memberimu banyak alasan untuk menangis, maka tunjukkan bahwa kamu punya lebih banyak alasan untuk tersenyum."
Tersenyum dapat berefek pada kesehatan mental, meskipun berupa 'senyum palsu'. Penelitian dalam jurnal Experimental Psychology menyatakan bahwa berpura-pura tersenyum dapat mempengaruhi bagian otak yang terkait dengan suasana hati.
Berikut manfaat terseyum:
Senyuman memacu reaksi kimia di otak dan melepaskan hormon-hormon tertentu yang berkaitan dengan tingkat stres seseorang.
“Tersenyum melepaskan hormon dopamin untuk meningkatkan perasaan bahagia. Pelepasan serotonin juga dikaitkan dengan berkurangnya tingkat stres. Tingkat dopamin dan serotonin yang rendah sering dikaitkan dengan depresi,” ungkap Dr. Isha Gupta, ahli saraf dari IGEA Brain and Spine.
Studi yang diungkapkan dalam The College of Family Physicians mengatakan, tersenyum hingga tertawa menyebabkan peningkatan dalam konsumsi oksigen, yang diikuti dengan relaksasi otot, penurunan denyut jantung, dan menurunkan tekanan darah yang tinggi.
Tersenyum mampu meningkatkan sel kekebalan tubuh dan antibodi penangkal infeksi, yang akhirnya meningkatkan daya tahan tubuh terhadap segala jenis penyakit.
Menurut Psychology Today, ketika tersenyum maka hal tersebut akan membuat orang-orang memperlakukan Moms secara berbeda. Moms akan dipandang sebagai seseorang yang lebih menarik dan tulus.
Wajah yang tersenyum akan mengaktifkan orbitofrontal cortex atau bagian di otak yang memproses sensorik.
Hal ini menunjukkan bahwa ketika melihat seseorang tersenyum, maka kamu akan merasa dihargai.
Studi dari Psychology and Aging mengungkapkan, ketika seseorang tersenyum maka ia akan terlihat lebih awet muda dibandingkan orang dengan ekspresi netral atau marah.