Cinta dalam rumah tangga
Mendengar kata cinta yang terlintas hadir dalam pemikiran adalah menyukai atau mengagumi seseorang, entah itu suami, istri, orag tua, saudara atau anak-anak. Di awal pernikahan pada tahun pertama setelah meikah, kemesraan selalu ditafsirkan sebagai pasangan yang saling mecintai. Pada tahun selanjutnya setelah menikah penafsiran kata cinta dalam suatu pernikahan yang telah dikaruniai seorang anak sering kali ditafsirkan sebagai tanggung jawab, ketika orang tua saling bertanggungjawab antara suami dan istri serta anak-anaknya maka tanggung jawab sebagai penafsiran kata cinta. Bentuk saling mencintai itu berawal dari hal- hal yang sederhana, seperti perhatian. Dalam pernikahan cinta merupakan bonus dari melakukan hal-hal baik untuk berusaha membahagiakan satu sama lain.
Cinta orang tua kepada anaknya begitu besar, mereka rela melakukan apapun yang terbaik buat anak- anaknya. Orang tua berusaha untuk terus mencari ilmu dalam mendidik anak agar cara kita mendidik anak semakin baki. Karena ini amanah, maka kita tidak bisa main-main. Mendidik anak itu sangat serius. Kita perlu berusaha meluangkan waktu dan memberi perhatian kepada anak. Sebagaimana kita takut kalau barang kita rusak, maka kita berhati-hati dan tidak gegabah. Tidak cemas, tetapi tidak juga lengah. Anak belajar dari orang tua. Maka jadilah orang tua yang jujur dalam berbicara, jujur pula dalam setiap perbuatan. Jika anak meminta sesuatu, tanggapilah dengan jujur. Menolak atau menerima permintaan anak juga harus dengan jujur. Begitu pula ketika anak bertanya, jawablah dengan jujur.