“Kenapa harus 3S ?”
Selalu ada waktu untuk duduk bersama anak-anakku. Kala itu, kami sekeluarga sedang istirahat, Istilah 3S lahir dari percakapan bersama anak pertamaku,
Aku : nak, apa harapanmu bersekolah?
Anakku : untuk menjadi anak sholeh bu! Supaya ibu bisa masuk surga
Aku : masya Allah, Alhamdulillah (sembari sumringah mendengarnya) Siapa yang ajarkan nak?
Anakku : ustadzah di sekolah yang ajarkan, salah satu caranya kalau mau lihat orang tua masuk surga katanya jadi anak yang sholeh
Aku : Alhamdulillah nak, terima kasih banyak
Anakku : sama-sama bu’
Aku : coba jelaskan anak sholeh itu seperti apa?
Anakku : anak sholeh itu harus 3S bu’
Aku : 3S itu apa nak? (dengan ekspresi terkejut)
Anakku : 3S itu Sabar, Syukur dan sederhana, kan ibu yang ajarkan!
Aku : masya Allah nak, teryata selama ini kamu merekam apa yang ibu sampaikan nak
Anakku : iya bu, karena ibu selalu mengulang-ulangnya
Aku : menurut kamu Sabar, Syukur dan sederhana itu apa?
Anakku : Sabar itu tunggu dulu, syukur apa adanya dan sederhana tidak pilih- pilih sesuai kemampuan saja dan tidak perlu mewah untuk bahagia, ibu juga pernah katakan kalau kesederhanaan adalah tajuk mahkota kehidupan, serta kata ustadzah disekolah bahwa bahagia itu sederhana.
Aku : Masya Allah, Terima kasih nak (sembari termenung mengingat kapan saja aku mengucapkan kata-kata itu dan percakapanku terputus)
Nah, aku ingat!....waktu itu setiap anakku meminta sesuatu yang harus segera terpenuhi, aku selalu mengatakan “sabar nak! Tunggu dulu yah, anak sholeh harus sabar!, ternyata anakku mengartikan sabar itu sebagai “tunggu dulu”.
Kemudian kata syukur selalu aku ucapkan Ketika anakku meminta sesuatu yang sudah ada tetapi menginginka yang lain lagi, nak! anak sholeh itu selalu ingat syukur “apa yang ada”. Ternyata anakku mengartikan syukur itu sebagai “apa yang ada”.
Dan kata sederhana selalu aku ucapkan Ketika anakku menginginkan sesuatu yang mahal, maka aku mengatakan bahwa anak sholeh itu sederhana nak, tidak pilih-pilih, sesuai kemampuan saja dan tidak perlu mewah untuk bahagia karena kesederhanaan adalah tajuk mahkota kehidupan, dan ternyata anak saya mengartikannya seperti itu.
Masya Allah, sungguh anugrah yang luar biasa ketika mendengar seorang anak memikirkan surga bagi orang tuanya. Degan istilah 3S, maka jelas bahwa ada amanah besar yang harus aku emban dengan berusaha dan ber’doa untuk membuat anak-anakku senantiasa istiqomah agar menjadi anak yang sholeh dan sholeha, serta semoga kita semua termasuk orang-orang yang beruntug dengan merasakan nikmat surga-Nya kelak, Aamiin ya Robbal Alaamiin