“Menitip secerca harapan”
Sejak rabu tanggal 22 desember tahun 2021, aku pulang ke kampung halaman bersama suami dan kedua anak saya karena menerima kabar bahwa nenek aku meninggal dan juga pada saat itu ibu dan bapakku sakit. Alhamdulillah dengan beberapa usaha untuk melihat beliau pulih, akhirnya ada perkembangan yang sangat signifikan.
Malam telah berganti, ku duduk sembari berfikir tentang hari ini yang sudah saatnya kami meinggalkan kampung halaman tepat hari minggu tanggal 2 januari 2022. Seketika aku mendengar pertanyaan ibuku,
Ibu : kapan anak-anakmu sekolah nak?
Aku : InnsyaaAllah senin bu, bagaimana keadaan ibu sekarang?
Ibu : masih belum stabil nak, kapan kamu balik?
Aku : semoga ibu cepat sembuh, insyaaAllah hari ini bu
…..Singkat cerita akupun bergegas menemui bapak yang sedang berbaring di kamar,
Aku : bagaimana keadaan bapak?baik kan?
Bapak : perasaan bapak tidak enak nak, rasanya lemas
Aku : ayo bapak segera makan, minum vitamin dan istirahat
Bapak : iya nak, apa kamu jadi berangkat?
Aku : innsyaaAllah pak, karena hari senin anak-anak sudah mulai bersekolah
Bapak : kamu berangkat menggunakan mobil atau sepeda motor?
Aku : InssyaAllah kami berempat berangkat menggunakan sepeda motor pak
Bapak : terdiam dan nampak sedih
Bagaimana bisa aku meninggalkan orang tua dengan keadaan yang belum stabil, tetapi sebuah kesyukuran karena orang tua tinggal dekat dengan kedua rumah saudara saya. Semoga komunikasi tetap terjalin selama kami meninggalkan kampung halaman. Besar harapan kami anak-anaknya untuk melihat senyum sehat mereka, Aamiin ya Robbal Alaamiin.
Sebelum berangkat, akupun menyempatkan diri berkunjung kedua rumah saudaraku, dengan perasaan campuraduk aku menitipkan ibu dan ayah kepada mereka. Alhamdulillah mereka sangat perhatian kepada ibu dan bapak. Semoga kita semua sehat dan secepatnya dapat bersua kembali, Aamiin ya Robbal Alaamiin