Bangkit Bukanlah Pilihan, Melainkan Prioritas
Bolehkah aku menjadi wanita muslimah idaman suami, anak, orangtua atau bahkan semua orang? Mengapa tidak! walaupun menjadi muslimah tidaklah mudah. Wanita diciptakan oleh Allah identik dengan keindahan dan kecantikan. Kecantikan seorang wanita tidak hanya secara fisik (lahir) tetapi juga kecantikan bathin. Kecantikan lahir biasanya tampak pada diri seorang wanita secara fisik yang indah dipandang, suara yang merdu serta kelebihan-kelebihan yang tampak pada diri seseorang. Sedangkan kecantikan bathin biasa disebut kecantikan yang terpancar dari dalam jiwa wanita meliputi akhlak dan perilaku yang mulia, sikap lembut dan tutur kata yang sopan.
Fitrah seorang wanita memang cantik, sehingga untuk mengurangi fitnah hendaknya menutup aurat dan berperilaku pantas (akhlak al-karimah).
Menjadi seorang muslimah hendaknya selalu bangkit dalam keadaan apapun, dengan demikian, sudah sepantasnya kita sebagai wanita memiliki kesadaran penuh akan hal tersebut. Mengingat status kita sebagai umat Islam juga harus senantiasa menjadi teladan yang baik bagi orang lain, baik dalam bersikap, bertutur kata dan menentukan pola pikir. Bangkit dalam setiap rintangan. Rintangan yang terkadang membawa kita dalam keterpurukan, maka bagkit mampu membuat kita jauh dari putus asa dan mengeluh dalam setiap keadaan. Mengeluh hanya dapat mematikan semangat kita dalam mencapai setiap ridho-Nya.
Dewasa ini, banyak anggapan bahwa ruang gerak muslimah itu terbatas. Akan tetapi, sebagai seorang muslimah yang memiliki semangat tinggi, hendaknya menyadari bahwa apa yang kita lakukan hari ini akan memberikan dampak bagi generasi kita kedepan, jadi sudah sepatutnya kita menjadi teladan untuk mereka. Kita harus mampu menjadikan iman dan akhlak sebagai fondasi yang kokoh dalam membekali generasi penerus kita kelak.
Khadijah binti Khuwailid adalah salahsatu contoh terbaik yang mampu berkorban dan membantu dengan tulus Rasulullah SAW hingga akhir hayat. Melalui pengorbanan yang mengagumkan dan ketulusan yang menakjubkan hingga akhirnya mereka mampu memperkenalkan muslimah (khususnya) untuk menjadi contoh dan teladan.
Dalam prosesnya menjadi wanita teladan, memang tidak selalu berjalan mulus, karena tidak sedikit kita temukan rintangan. Ironisnya, setelah rintangan banyak wanita yang memilih untuk berhenti berjuang. Salah satu yang menjadi prioritas dalam keadaan tersebut adalah bangkit.