PELANGI PERJUANGAN
Part 2 (Madrasah Tsanawiah)
Berangkat dari kapung halaman menuju kota tempatnya menuntut ilmu menjadi hal yang begitu berat, namun butuh sabar untuk mencapai setiap harapan.
Dia bersekolah di kota pada Madrasah Tsanawiah dan tinggal disebuah kamar kontrakan. Janji pada ibunya selalu dia usahakan untuk tidak mengecewakan, janji untuk memperoleh peringkat-1 dikelas membawanya tekun dalam belajar walau kesehatan tak lagi diperhatikan, disekolah dia dikenal dengan sosok yang rajin dalam bertanya ketika ada hal yang belum dipahami, tugas dan pekerjaan rumahnya tidak pernah terlambat untuk disetorkan, dia pun rajin membuat kelompok belajar. Selain itu, dia juga berjanji untuk selalu menggunakan hijab ketika keluar maupun didalam rumah saat ada tamu, awalnya berat namun itulah usahanya dalam menjaga diri, dia selalu dibully oleh salah satu saudaranya “apakah bisa bertahan! Kan berhijab itu panas!”, dia pun menjawab “ itu sudah usaha saya sebagai bentuk jaga diri jauh dari orang tua”. Setiap hari dia tidak pernah alfa dalam menghubungi orang tuanya untuk menanyakan kabar beliau.
Sampai pada waktu penerimaan raport, sebelum kesekolah dia menyempatkan diri menelfon untuk meminta ridho orang tuanya. Rasa panik dan tegang saat pengumuman hasil raport dan ternyata dia menyandang peringkat-1, wajahnya memerah dan kaget karena belum pernah sekalipun merasakan peringkat-1.
Tiba saatnya dia menghubungi orang tuanya dan menyapaikan kabar baik itu, Dia berkata “ Alhamdulillah Ibu, saya peringkat-1 “, kata ibunya “ wah selamat nak, tetapi apa benar? tidak nyontek kan?” (kaget karena belum pernah mendengar anaknya peringkat-1). Setelah beberapa hari dia jatuh sakit dan orang tuanya pun bergegas menemuinya di kos tempat tinggalnya, tak lama wali kelasnya pun datang menjenguk, wali kelasnya berkata pada orang tuanya “Anak ibu kecapean, kata teman-temannya dia jarang makan, takut tidak bisa peringkat-1 karena janji kepada ibunya sangatlah penting baginya”, ibunya pun berkata dengan haru “Alhamdulillah anak saya begitu berjuang menepati janjinya, tetapi karena proses itu terlalu berbeda dengan keadaannya ketika SD yang dikenal dengan anak manja jadi belum bisa mengatur pola makan, karena sebelumnya serba disajikan diatas meja tetapi sekarang dia tinggal sendiri”
“ Ketika kita punya keinginan, Berarti kita MAMPU”