“Anakku spesial”
Kala itu aku duduk santai bersama anak-anakku sembari merasakan spesialnya keberadaan mereka. Aku dianugrahi 2 orang anak, anak pertamaku laki-laki berumur 7 tahun dan anak keduaku perempuan berumur 4 tahun. Mereka adalah 2 orang anak yang begitu spesial bagiku. Ketika masih dalam kandungan, seringkali terlontar ucapan agar si buah hati lahir dengan sehat dan normal. Tentu itu bukanlah sekedar kalimat tanpa makna, melainkan doa-doa tulus dari seorang hamba kepada Penciptanya.
Tapi bagaimana jika tanpa diduga, bayi yang lahir justru berkembang mejadi anak yang spesial. Barangkali dikatakan demikian karena anak tersebut membutuhkan perlakuan khusus. Kedua anakku sama, semua hiperaktif dan megalami speech delay dan gangguan tidur.
Keduanya kukonsultasikan ke psikolog, tetapi dalam proses terapi mereka berbeda, pada anak pertamaku mengalami perkembangan luar biasa dan pada umur 4 tahun sudah mulai lancar berkomunikasi meski kadang-kadang tak jelas dan harus diulang. Kemampuan akademisnya juga semakin luar biasa. Sedangkan pada anak keduaku proses perkembangannya lambat. Sekarang ia sudah berumur 4 tahun namun masih mengalami speech delay dan hingga saat ini masih berkosultasi pada dokter tumbuh kembang anak serta megatur jadwal untuk melakukan terapi wicara.
Dari segi gangguan tidur, kadang dalam 24 jam mereka belum tidur dan lanjut ke 24 berikutnya. Dan pernah terjadi kesekolah tanpa tidur sedikitpun, begitupula denganku yang harus ke kantor tanpa tidur karena harus memastika mereka aman dan baik-baik saja. Mereka bahkan beberapa kali membuatku sangat panik pada saat mereka dikatakan hilang, tetapi mereka ditemukan dengan kondisi yang berbeda-beda.
Kedua anakku bersekolah pada sekolah umum, bukan pada sekolah khusus yang seharusnya sesuai dengan kondisi anak-anakku. Sebelum memutuskan untuk menyekolahkan mereka, aku selalu bertanya pada diriku sendiri, seperti:
Bisakah anakku duduk diam di kelas selama beberapa jam?
Bisakah dia mengikuti aturan?
Bisakah dia memahami instruksi ibu guru disekolah?
Bisakah dia mengendalikan emosinyai?
Jawabannya selalu tersirat dalam setiap do’aku, semoga pilihan ini yang terbaik, mereka anak sholeh-sholeha, mereka mampu, mereka spesial, mereka luar biasa, mereka cerdas, inn syaa Allah perkembangan mereka semakin membaik.
Sebenarnya, masih banyak cerita yang ingin aku sampaikan tetapi keadaan tidak mendukung. Setiap ibu memiliki cara juangnya sendiri-sendiri. Siapa pun Ibu diluar sana yang berjuang dengan kisahnya masing-masing. Semoga diberi kemudahan dan membuahkan hasil yang pada akhirnya sukses dengan semua harapan indahnya demi buah hati tersayang.