“Kisah dibalik kamar perawatan pasca bersalin”
Beberapa jam setelah keluar dari ruang operasi, aku diantar menuju kamar perawatan. Sesampainya di kamar, setelah efek biusnya habis akupun meminta antinyeri kepada suster karena baru terasa perih pasca operasi. Perih seperti teriris pada bekas operasiku, namun rasa syukur dan bahagia ketika menatap anakku yang baru saja lahir mampu menutupi rasa perih itu. Aku di rawat pada kamar perawatan kelas 2, yang didalamnya ada 3 bed pasien pasca persalinan dan aku berada pada bed 1, Kedua pasien memberiku pelajaran yang berarti.
Pada pasien bed 2 suaminya sangat perhatian kepada anak dan istrinya, bahkan tak mau melepas anaknya ketika dia hendak tidur melainkan memangkunya sampai pagi, namun berbeda dengan pasien pada bed 3 yang suaminya begitu acuh, pada saat itu suaminya pulang dan melangsungkan percakapakan Bersama istrinya,
Suami: bu, sini selimutnya aku yang capek kerja kenapa ibu yang pakai, aku kedinginan bu!
Istri : aku kedinginan pak efek operasi tadi.
Suami : sini bu, tadi aku kehujanan.
Istri : tolong pak, anak kita nangis kayaknya buang air dan popoknya penuh.
Bapak : iya tunggu bu’
Keesokan harinya….
Istri : pak tolong ambilkan popok melahirkanku
Suami: yang mana bu?
Istri : yang diatas meja pak
Suami: dengan santainya mengatakan, popoknya sudah aku pakaikan ke anak kita
Istri : aduhhh pak itu untuk ibu, popoknya terlalu besar (sembari menengok bayinya yang mengguanakan popok sampai pada leher)
Aku tak bisa menahan tawa, kenapa juga ada seorang suami dan bapak ayang sangat acuh, tapi sedikit tertawa saja sudah berefek sakit pada bekas operasiku. Aku berdo’a semoga cepat keluar dari rumah sakit. Alhamdulillah akupun keluar dari rumah sakit beserta bayiku.